Milad atau dalam bahasa Indonesia disebut Ulang tahun adalah hari dimana sebagaian umat merayakannya,bahkan membuat hari itu hari spesial baginya. Tapi secara pribadi hari itu bagi saya tidak berbeda dengan hari biasa yang dilalui, tidak ada yang istimewa. Tidak pernah kami merayakannya, atau mengundang teman dan sanak keluarga. Yang membuat hari itu punya arti yang berbeda adalah ketika saya sudah mulai berkeluarga , punya anak dan pro dengan acara-acara Ulang Tahun .
Memasuki bulan Mei , mulai sang anak dan ibunya sibuk membuat program acara ulang tahun untuk Bapak, katanya. Satu persatu tempat makan pavorit di inventarisir, mulai Wong Solo sampai Lae-lae.
Raut wajah anak saya terutama si gadis Ulfi terlihat sangat antusias menanti hari dan tanggal 21 Mei itu.
Lae-lae, pak ya? pintanya sering. saya hanya mengiyakan aja. Biar Beresssss. hanya mengiyakan saja, sembari mengitung-hitung nih berapa budget nya. he...he.. dana nya berapa ya? Kita aja nenek ummi dan mama ya pak? katanya. OKeeeee kataku.
Tepat tanggal 21 malam. si gadis ULfi nih sudah mulai sibuk....pak, kapan kita ke lae-lae? tunggu, kataku. Bapak sholat isya dulu di masjid, ntar pulang dari masjid kita panggil taksi dan goooooo.
Setelah Sholat , saya masuk ke rumah memjumpai si cantik ini dengan sorot mata menanti....ayo pak,katanya.
Gini aja ,nak. lebih baik Bapak ke Lae-lae belikan ikan goreng...dibungkus aja. kita makan di rumah biar seruu. kataku...
pertimbangannya biar bisa hemat coooy...tapi yang lucu itu adalah reaksi anak saya yang tidak menyangka akan berubah dari rencana. Barangkali dia sudah membayangkan akan makan enak di rumah makan lae-lae. he..he. Memang sudah pernah saya bawah dia kesana makan malam dan kelihatannya semangat sekali. he...he..sorry anakku......gini juga lebih enak bisa makan rame-rame di rumah dengan menu yang sama dan dengan dana yang hemat,
Memasuki bulan Mei , mulai sang anak dan ibunya sibuk membuat program acara ulang tahun untuk Bapak, katanya. Satu persatu tempat makan pavorit di inventarisir, mulai Wong Solo sampai Lae-lae.
Raut wajah anak saya terutama si gadis Ulfi terlihat sangat antusias menanti hari dan tanggal 21 Mei itu.
Lae-lae, pak ya? pintanya sering. saya hanya mengiyakan aja. Biar Beresssss. hanya mengiyakan saja, sembari mengitung-hitung nih berapa budget nya. he...he.. dana nya berapa ya? Kita aja nenek ummi dan mama ya pak? katanya. OKeeeee kataku.
Tepat tanggal 21 malam. si gadis ULfi nih sudah mulai sibuk....pak, kapan kita ke lae-lae? tunggu, kataku. Bapak sholat isya dulu di masjid, ntar pulang dari masjid kita panggil taksi dan goooooo.
Setelah Sholat , saya masuk ke rumah memjumpai si cantik ini dengan sorot mata menanti....ayo pak,katanya.
Gini aja ,nak. lebih baik Bapak ke Lae-lae belikan ikan goreng...dibungkus aja. kita makan di rumah biar seruu. kataku...
pertimbangannya biar bisa hemat coooy...tapi yang lucu itu adalah reaksi anak saya yang tidak menyangka akan berubah dari rencana. Barangkali dia sudah membayangkan akan makan enak di rumah makan lae-lae. he..he. Memang sudah pernah saya bawah dia kesana makan malam dan kelihatannya semangat sekali. he...he..sorry anakku......gini juga lebih enak bisa makan rame-rame di rumah dengan menu yang sama dan dengan dana yang hemat,