Rabu, 15 Juni 2011

Infaq Tidak dibayar, why?

Usrah kali ini termasuk istimewa karena saya yang akan membawakan madah usar yaitu kisah Perang Badar, sebenarnya materi ini jauh lebih mudah bagi saya dibanding tugas menghafal...padahal 'mindset' kita seharusnya mengutamakan menghafal Alquran dibanding amanah lainnya. tapi otak sudah agak 'soak' kali ya? he....he.....dan alhamdulillah materi berjalan sebagaimana mestinya, (kayak bahasa pejabat).
Agenda terus bergulir mulai masalah persiapan Muqayyam samapai info keadaan keuangan usar. Nah di agenda ini nih saya bermasalah karena tak pernah sama sekali membayar 'infaq' . Bukan saya pelit alias mangkir atau medit plus membandel dari aturan usar tapi memang saya memandang saat ini adalah waktu untuk menunda pengeluaran yang tersier alias pos anggaran ketiga.Sungguah keadaan keuangan 'negara keluarga' saya dalam posisi 'defisit' jadi yang namanya potongan income untuk keperluan lainnya saya berusaha untuk STOP. Afwan. Dan memang betul ini adalah keputusan yang agak berat juga plus menahan malu sama ikhwan lainnya . dan anggaplah ini adalah utang saya. insya Allah akan saya lunasi. amin. 
Sebentar lagi biaya anggaran keperluan rumah tangga akan meningkat denga datangnya tahun ajaran baru. Biaya sekolah anak-anak dan keperluan lainnya, tapi saya tetap yakin semua akan bisa diatasi, Allah melihat kebutuhan hambanya dan tidak mungkin akan mempersulit hambanya yang sujud bersama orang-orang yang beriman. Amin
Muqayyam pun telah tiba, naqib men-sms kemarin meminta kepastian dan kesiapan saya untuk ikut. dan saya katakan , afwan tidak ikut kali ini! dan beliau menanyakan alasan dan kalau seandainya masalahnya karena dana pendaftaran 160 ribu itu yang jadi penghalang beliau mengatakan akan bisa diatasi. alhamdulillah. Tapi saya katakan , bukan. maksudnya bukan alasan yang pertama tapi dana itu jadi alasan yang ketiga. Pertama karena anak saya akbar akan saya temani sampai detik kepastiannya dia lulus di Athirah, kedua ada order cetakan yang akan saya tunggu dan ketiga ,..nah itu saya tidak ada dana untuk muqayyam, he...he. malu dong koq dibyarin terus? memang enak dibayarin tapi sesungguhnya jiwa saya lebih enak kalau saya mampu membayar dan membantu orang. Nah?

0 komentar:

Posting Komentar